oke, ini ada beberapa jawaban atas pertanyaan yang biasanya muncul dalam menjalankan hobi kita sehari-hari..
"Dok, murahin dong, masa mahal banget"
well....ini
prerogative masing-masing dokter ya? ga bisa satu sama lain disamakan,
masing-masing punya kebijakan sendiri. Baik dari pemilihan obat,
pemeriksaan lab, sampai reputasi dari dokter tersebut. Kalau memang mau
mencari yang murah, cari yang memang dikenal murah, tapi tetap
perhatikan reputasi. Kalau mau obat yang murah, bilang saja pas dokter
meresepkan, ia bisa mencarikan yang murah dan terbaik.
"Ih, matre, gratis dong dok, masa ambil keuntungan dari orang sakit sihh?"
nahh....please...dokter itu juga butuh makan ya? mereka juga punya keluarga yang mesti dikasih makan.
"Dokter A bilang gue sakit ini, dokter B bilang sakit itu, mana yang bener sih?"
proses
diagnosis tidak seperti membalikkan telapak tangan, apalagi dalam kasus
rawat jalan yang mana diagnosis pasti hampir sedikit sekali ditegakkan,
dan pengobatan berdasarkan riwayat dan gejala yang ada saat datang.
Maka di sini pengalaman dokter sangat berperan penting, yang tentu saja
melihat keluhan dari berbagai perspektif berbeda. Namun, biasanya
sekalipun berbeda pendapat, masing-masing tentu memiliki argumen dan
bukti sendiri. Seperti anda melihat zebra, hitam berlorek putih, atau
putih berlorek hitam? keduanya punya makna berbeda tetapi barangnya ya
zebra kan?
"Gue sudah bayar mahal, harus sembuh dong dok !! ada uang ada barang kan?"
Anda
adalah manusia, begitu pula dokter yang juga manusia. Sebagai manusia
tentu memiliki keterbatasan. Jangan samakan manusia dengan komputer,
kalkulator, atau mesin buatan manusia, yang mana berlaku hukum
matematika 1+1=2. Tubuh manusia tidak seperti itu, hukum matematika
tidak berlaku. Bagaimana menjelaskan manusia yang sembuh dari kanker?
dan lain sebagainya. Jelas manusia bukanlah objek untuk dipahami secara
kaku. Apa yang terjadi pada si A, belum tentu terjadi pada si B,
mungkin pula sebaliknya. Yang ada dari setiap kejadian adalah
KONSEKUENSI sejauh bisa dipelajari dan diramalkan. Dokter BUKAN
menyembuhkan penyakit, tetapi mengenal penyakit dan berusaha tidak
memperburuknya dengan berbagai cara ilmiah.
"Gue takut malpraktek nih dok!!"
ga
cuma anda, kami para dokter pun juga takut dan was-was dengan tren ini.
Komunikasi tetap nomer 1, tanyalah sejelas-jelasnya kepada dokter.
Dokter yang baik pasti akan mendengarkan dan berusaha menjelaskan
kepada pasien, tapi lihat-lihat juga ya? bukannya dokter tidak mau
mendengarkan, tetapi begitu banyak pasien di luar sana yang membutuhkan
waktu dirinya, sehingga karena diburu waktu maka terkadang dokter hanya
menjelaskan seadanya. Cari waktu luang dan tanyalah sepuas-puasnya
sejauh dokter tersebut sanggup dan bersedia.
"Wah, dokter cantik g dan baik deh...."
iya...gue tau kok...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar