Minggu, 30 Oktober 2011

PADA CERMIN, PADA YANG RASANYA PANTULAN

hai keping cahaya.. sudah kutiti arahmu menuju
berharap aku tidak salah merengkuhmu
berharap aku tidak salah menamakanmu rasa
dari beragam ketakutanku, aku tahu
aku takut kamu berbalik dari pandanganku
aku takut kamu wujud lain dari mimpi yang kemarin kumaui

baik-baikkah kamu sosok lain dalam cermin yang pernah aku takutkan lari ketika memecah media pantulan?

tolong ingatkan aku ini bukan mimpi ya...
tolong ingatkan aku setiap hari
jika ini hanya mimpi dan sebenarnya aku tengah lelap dalam dekap kasur
tolong ajari aku untuk lupa cara terbangun

bahwasanya aku hanya takut pada kecewa dan jatuh
bahwa aku terperangkap pikir segala apa yang datang akan pergi lagi
bahwa yang kuingat cuma bermacam bayangan yang katanya mau menguatkan hatiku jadi tembok raksasa,
malah menggali pondasi dibawahnya agar rapuh
agar aku runtuh


kemudian lelahku bertambah karena merasa harus membenahinya berulang kali bolak-balik sendirian
Kamu kan tahu itu tidak gampang. toh tangan lemahku cuma ada dua.
jadi jaga aku dalam mimpi indah ini ya
pegangi bahkan ketika aku mau lepas karena gelisah
jika tidak bisa.....
songsong di bawah sana, tolong tangkap aku yang terjatuh

topang aku yang melemah
jika tidak bisa juga.....
mungkin kita bisa jatuh bersama-sama
dan tertawa bersama-sama juga
bukankah kita sama-sama tahu luka mendatangkan pemahaman akan kebodohan, kita bisa selalu tertawa karena itu kan?

dan maukah kamu, lentera?
cahayaku ketika dekat.. oaseku ketika jauh..
izinkan aku menjadi payungmu, 

sekaligus hujan yang menyejukanmu ketika resah
Untuk duka, dan tawa, dan diam
tolong satukan kami ya....

dengar... aku akan menerpamu serupa gerimis, berhembus kearahmu serupa angin. percaya aku.

genggam erat, jangan longgarkan..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar