Kamis, 11 Agustus 2011

Kuliah di FK Sangat Membosankan, Benarkah Begitu ?

Pagi kuliah, siang kuliah, dan sorenya kuliah atau ke perpustakaan. Terkadang banyak juga yang selesai kuliah langsung pulang, sehingga banyak yang memberi istilah kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). Begitulah keseharian mahasiswa yang sangat mengedepankan kuliah dan akademiknya. Namun, tidak selalu demikian bagi mahasiswa yang dapat julukan kupu-kupu ini karena banyak juga ditemui mahasiswa yang ternyata saking tidak aware-nya terhadap kuliahnya sehingga selesai kuliah kemudian pulang tetapi tidak langsung pulang kerumah tapi malah main-main, sampai terkadang sangat berlebihan.
“Kuliah di FK ya mbak? atau “Masnya kuliah di kedokteran tho? Wah. . . Pasti sangat sibuk ya kuliahnya!!”. Percakapan seperti ini sangat sering dijumpai ketika ada orang yang bertemu dengan mahasiswa kedokteran. Tak heran banyak presepsi di luar yang memberi cap kepada mahasiswa kedokteran bahwa mahasiswa kedokteran itu adalah mahasiswa yang sangat study oriented.
Hal yang sama mungkin juga dirasakan oleh mahasiswa kedokteran sendiri dimana ia merasa sungguh sangat banyak materi atau bahan kuliah yang harus dipelajari, laporan praktikum yang sudah menggunung, belum lagi saat menjelang ujian dimana hampir semua mahasiswa kedokteran bergelut dan sangat disibukkan dengan bahan ujian yang terkadang apabila ditumpuk bisa sampai dipakai untuk bantalan. Dan tak heran rutinitas yang seperti ini bisa membuat mahasiswa menjadi penat jika terus-terusan dialaminya. Apakah rutinitas seperti ini membosankan? Entahlah.
Bagi sebagian mahasiswa kedokteran, tentu ia tidak mau jika hanya menjalani rutinitas di kampus hanya dengan kuliah, kuliah, dan kuliah. Jika memang rutinitas ini menghasilkan nilai atau IP yang cumlaude (atau sangat bagus), lantas apa? Apakah langsung bisa sukses jika lulus dengan IP seperti ini? Jawabanya tidak selalu begitu. Kenyataan menunjukkan IP tidak langsung menjamin kesuksesan seseorang. Dan faktanya lulusan dari perguruan tingggi selain diharapkan memiliki pengetahuan akademik yang bagus juga banyak mendapat tuntutan untuk mempunyai soft skill yang memadai, seperti skill komunikasi, skill manajemen, dan soft skill yang lain.

Harus Kreatif


Oleh karena itu berbagai macam cara dilakukan oleh mahasiswa kedokteran atau mahasiswa dari fakultas yang lain untuk menyikapi rutinitas yang terkedang membuat penat ini. Banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari ikut organisasi, kepanitiaan kegiatan mahasiswa, sampai ikut salah satu kelompok belajar.
Hal ini menjadi penting karena selain kita terlatih untuk bersosialisasi juga sangat membantu kita ketika pikiran telah terasa penat maka banyak hal yang sejenak dapat menyingkirkan pikiran itu dengan berkumpul dan sharing dengan teman-teman di kegiatan di luar akademis yang kita ikuti.
Selain yang tersebut di atas, banyak hal lain yang mungkin bisa dilakukan diluar kegiatan akademis yang justru malah menambah wawasan kita dan memicu peningkatan soft skill kita.
Kegiatan yang bisa diambil juga mesti didasari pada hobi ataupun minat kita sendiri karena sangat jarang sekali menjadikan kita bosen terhadapnya. Misal kita yang suka berbisnis bisa mencoba berwirausaha di kampus, atau kita yang suka mengajar kita bisa daftar menjadi asisten dosen.
Tidak tanggung-tanggung, hobi jalan dan uang bisa kita kantongi dari hasil kerja keras kita menjalankan hobi tersebut, dan beberapa hal yang lainnya yang masih banyak lagi. Akan tetapi, hal yang demikian pasti akan memberikan masalah yang baru. Yakni jadwal kita terlalu padat.
Tapi jangan salah, kita jangan memandang ini sebagai sebuah masalah tapi jadikan ini sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi untuk menjadi sukses. Oleh karena itu kita seharusnya tertantang untuk memenejemen waktu dengan baik. Dan beberapa tips untuk memenejemen waktu diantaranya:
  1. Kita harus mengenali tujuan hidup kita. Apa tujuan hidupmu? Jadi dokter yang sukses? Pengusaha yang kaya? Atau apalah yang penting kita punya tujuan hidup yang pasti.
  2. Menentukan skala prioritas dalam melakukan pekerjaan. Kegiatan anak FK adalah belajar, berorganisasi, tugas, acara keluarga, bekerja, refreshing, dll. Yang penting di sini adalah kita harus bisa menyesuaikan kegiatan kita dengan prioritas dan tujuan hidup kita.
  3. Membuat jadwal kegiatan. Hari-hari yang dihiasi dengan kegiatan yang terjadwal akan terasa sangat menyenangkan. Oleh karena itu kita bisa mulai dengan membuat daftar kegiatan kita kemudian menentukan prioritasnya. Dan jangan lupa menyertakan juga alokasi waktunya serta yang paling penting kita harus komitmen akan jadwal yang kita buat sendiri.
  4. Memenejemen gangguan. Gangguan bisa muncul dari dalam maupun dari luar, seperti ajakan teman untuk main-main, telpon dari pacar, dll. Selain itu gangguan dari dalam diri kita sendiri sebagai contohnya adalah rasa malas dan sikap sering menunda-nunda. Jadi jangan sampai kita terlena dengan gangguan ini dan menyampingkan jadwal kegiatan kita.
Bagaimana? Masih merasa penat dengan rutinitas di FK? Kalau iya, cobalah untuk selalu berubah dan melakukan berbagai inovasi diri, agar kita terbiasa untuk kreatif. Karenanya menjadikan kegiatan di kampus sebagai suatu hal yang mengasyikkan akan sangat membantu kita melejitkan potensi yang sebenarnya kita punyai.
Tidak hanya itu potensi akademik yang bagus dan dibalut dengan ketrampilan manajemen dan komunikasi yang baik akan menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten di bidangnya tetapi juga mampu melakukan percepatan pemecahan masalah dengan menemukan solusi atas tantangan yang dihadapinya.
Yang demikian juga termasuk salah satu keluaran dari sistem Problem Based Learning yang sangat diharapkan adanya. Sehingga massa-massa kuliah di FK adalah saat dimana mahasiswa menikmati FK-nya itu dengan segala potensi diri yang dimiliki mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar