Senin, 01 Agustus 2011

PBL (Problem Based Learning) Jerman VS Belanda

Sebelumnya saya memberikan dan membandingkan sistem pendidikan kesehatan yang ada di Indonesia, saya ingin mengatakan bahwa saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan  institusi yang akan saya bahas di tulisan saya ini. Yang saya lakukan hanyalah membahas kelemahan dan kekuatan masing-masing dari sudut pandang saya dan yang juga saya akui sangat amat subjektif.
Pertama saya akan membahas mengenai PBL dulu. PBL merupakan sistem kurikulum yang banyak digunakan di Fakultas Kedokteran hampir di seluruh Indonesia. Dalam sistem ini, mahasiswa dituntut untuk mencari bahan dan belajar sendiri dan jumlah kuliah akan dikurangi. Pusat dari sistem ini adalah Tutorial. Tutorial merupakan suatu diskusi kasus yang sudah disiapkan sebelumnya.

Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran UGM dan UGM mengadopsi sistem PBL dari Belanda. Dan saya pikir semua Fakultas Kedokteran di Indonesia mengadopsi sistem PBL yang sama. Pada suatu hari saya pergi dan menyempatkan diri ke Fakultas Kedokteran Unpad di Bandung. Saya punya kenalan disana dan saat itu saya baru sadar setelah sharing ternyata sistem PBL yang dianut juga berbeda. Kalau UGM menganut sistem dari Belanda, Unpad menganut sistem dari Jerman.
Saya akan memberikan sedikit perbandingan mengenai kelemahan dan kekurangan PBL yang dianut oleh kedua universitas ini:
1.       Sistem PBL UGM memiliki 2 kali pertemuan tutorial dalam seminggu. Tiap tutorial memiliki waktu pertemuan masing-masing 2 jam. Sistem tutorial/diskusi ini kasusnya sudah ada dalam buku yang sudah dibagikan sebelumnya. Sedangkan pada sistem PBL Unpad, memiliki 3 kali waktu tutorial dan tiap pertemuan masing-masing 2 jam 30 menit. Untuk masing-masing pertemuan skenarionya sebelumnya belum diberikan kepada mahasiswa dan baru akan dibagi saat tutorial sehingga mahasiswa belum mengetahui apa kasusnya.
Dari sistem tutorial menurut saya Unpad lebih baik daripada UGM. Mengapa??
-          Skenarionya belum dibagi sehingga mampu membuat mahasiswa untuk lebih brainstorming dan mengeluarkan pendapatnya dibandingkan dengan UGM. Untuk sistem tutorial UGM sendiri karena sudah ada skenarionya, maka mahasiswanya dapat mempelajari sebelumnya namun kurang melatih mahasiswa untuk berpendapat.
-          Waktu tutorial Unpad yang lebih banyak pertemuannya membuat bisa semakin mendalami dan menghayati diskusinya.
-          Untuk Learning Objective yang belum terpecahkan, di sistem tutorial Unpad, masing-masing mahasiswa dibagi-bagi tugas masing-masing untuk dicari dan dibawa pada pertemuan berikutnya dan pada pertemuan berikutnya TIAP MAHASISWA harus presentasi mengenai Learning Objective yang belum terpecahkan tapi bukan bahan yang dia cari. Bisa dibayangkan berarti tiap mahasiswa sebelum tutorial harus mempelajari bahan teman-temannya juga sebelum pertemuan dimulai.
-          Sedangkan pada sistem tutorial UGM tidak ada pembagian Learning Objective dan tidak ada presentasi sehingga bisa saja ada bahan yang tidak terbahas lebih dalam.
-          Pada sistem tutorial Unpad tiap mahasiswa PASTI ada kesempatan untuk presentasi sedangkan pada sistem tutorial UGM belum tentu tiap mahasiswa ada kesempatan untuk berbicara karena bergantung kepada keaktifan dan inisiatif mahasiswa tersebut

2.       Untuk sistem perkuliahan, Unpad paling hanya memiliki 2 kali kuliah tiap minggunya sedangkan UGM memiliki banyak waktu kuliah.
Menurut saya untuk perkuliahan, UGM lebih baik karena:
-          Pertemuannya lebih banyak sehingga memungkinkan mahasiswa untuk lebih mengerti betul tentang bahan yang sedang dipelajari. Sedangkan di Unpad, karena kuliahnya sedikit, masalah pemahaman benar-benar bergantung pada kemampuan penafsiran mahasiswa sendiri sehingga memungkinkan untuk misunderstanding.
-          Memudahkan manusia juga untuk mencari bahan untuk belajar. Di Unpad, dengan sistem benar-benar mandiri, maka tiap mahasiswa harus cukup bekerjakeras untuk mencari bahan
Tapi untuk sistem UGM sendiri, ada kelemahannya membuat mahasiswa menjadi malas mencari bahan apalagi kalau bahan kuliahnya sangat sama dengan bahan yang ada di tutorial.

3.       Untuk praktikum di UGM sangat menuntut mahasiswa untuk ahli melakukan dan praktikum benar-benar dipelajari dengan mendalam. Di Unpad, sistem praktikum hanya menuntut mahasiswa untuk mengerti saja konsepnya dan cukup melihat tanpa melakukan.
Menurut saya sistem praktikum di UGM lebih baik karena memang praktikum membantu mahasiswa untuk lebih mendalami bahan kuliah dan saya pribadi kurang setuju kalau praktikum hanya sekedar melihat saja tapi juga setidaknya kita perlu melakukan.

4.       Unpad memiliki ujian yang dinamakan SOCA. SOCA adalah semacam ujian lisan di depan dosen mengenai suatu kasus atau suatu penyakit. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan penyakit dari sisi normal sampai yang tidak normal sampai ke treatmentnya. SOCA dilakukan pada akhir tahun ajaran dan bahannya adalah bahan kuliah selama satu tahun. Mahasiswa tidak diberitahu bahan apa yang akan mereka dapatkan.
Menurut saya sistem ini juga sangat baik karena membuat mahasiswa untuk mengulang lagi bahan yang telah dipelajari dan melatih kemampuan mahasiswa untuk berbicara sementara di UGM ujiannya hanya berdasarkan ujian multiple choice yang diadakan tiap akhir blok.

Sekian perbandingan yang saya paparkan. Sekali lagi saya bukan bermaksud menjudge tetapi saya hanya membandingkan untuk dapat ambil yang baiknya dan dapat dibuang yang buruknya. Karena sistem kesehatan Indonesia bergantung juga dari sistem pendidikan kesehatan yang didapat oleh para calon dokternya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar