Rabu, 24 Agustus 2011

A Love Story

Humm.. sepertinya kisah hari ini bakalan rada dalem..
sy punya cerita tentang seorang gadis yang mencintai kekasihnya.
Mereka dipisahkan oleh pulau, lautan dan waktu.

Tahun pertama, komunikasi sangat baik. Hubungan mereka fine2 aja walopun kadang2 ada pertengkaran kecil.
Tahun berikutnya komunikasi mulai berkurang intensitasnya.. tapi mereka berusaha untuk tetap percaya satu sama lain
Tahun berikutnya lagi, sang gadis mulai sulit untuk menghubungi kekasihnya. Ponsel kerap dimatikan, telepon ke rumahpun sering tidak disampaikan (kata cowoknya sih..)
Setiap fasilitas yang selama ini mereka gunakan untuk berkomunikasi serasa bagaikan benda yang tidak memiliki fungsi apa2 lagi.
Ia hanya bisa menangis dan menangis. Tenggelam dalam kecemburuan dan kecurigaan akan pengkhianatan. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain memaksakan diri untuk percaya kalo semuanya baik2 aja.
Tahun berikutnya, masih tetap sama, hanya saja, sang gadis sudah lelah dengan keadaan ini. Ia mulai membiasakan untuk nggak terlalu mikirin masalah 'mereka'.Komunikasi antar mereka pun tinggal basa-basi, dan dia udah nggak ambil pusing dengan ke'basa-basian itu.
Pada saat yang sama, beberapa pria silih berganti mencoba mendekati. Tetapi sang gadis tidak menggubris. Ia berpegang kuat pada komitmennya. Ia takut akan karma yang akan dihadapi jika ia mengkhianati kekasihnya, walaupun ia sendiri bingung dengan perasaannya sekarang.
Tahun berikutnya lagi, sang gadis sudah mulai menikmati kehidupannya. Menikmati pekerjaannya, menikmati hari-harinya tanpa peduli pada sang kekasih.
Ia tidak peduli apakah sang kekasih akan menghubunginya atau tidak, tidak peduli apakah sang kekasih masih mengkhawatirkan dirinya atau tidak, tidak peduli kemana hubungan ini akan berakhir. Ia sudah lelah.
Tetapi lagi-lagi ia tetap menutup diri untuk pria manapun, karena ia tidak mau memulai untuk mengkhianati janji mereka.
Beberapa waktu berlalu tanpa ada komunikasi lagi diantara mereka. Benar2 tanpa komunikasi.
Tiba-tiba suatu waktu, sang kekasih menghubunginya.

!!Hanya menanyakan kabar!!

Saat itu, sang gadis menyadari kalo dia udah ngga punya rasa apa2 lagi pada kekasihnya itu. Ngga ada lagi getaran seperti saat mereka bersama dulu.
Ngga ada lagi bahagia yang terpancar setelah sang kekasih menelepon, seperti yang dulu ia rasakan.
Biasa deh poko'nya. Kayak udah mati rasa gitu.
Tetapi sang gadis tidak menyadari kalo telepon itu adalah telepon terakhir dari sang kekasih.

Waktu berlalu..

Pada satu kesempatan, ia bertemu dengan orang-orang dari masa lalunya.
Orang-orang yang mengetahui betapa mereka dulu saling mencintai.
Dan dari orang2 tersebut pula sang gadis mengetahui bahwa kekasihnya telah menikah dengan wanita lain.
Ia terkejut, tapi tidak cemburu.
Ia kecewa, tapi bukan karena dikhianati.
Ia kecewa telah mencintai pria yang sama sekali ngga' gentle. Yang nggak berani memberikan kejelasan hubungan mereka.
Ia menyesal, telah mempercayakan hatinya pada pria ini.
Dan pada akhirnya ia mengetahui, telepon terakhir dari sang kekasih, adalah malam terakhir sang kekasih melajang, karena esoknya sang kekasih menikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar