Rabu, 10 Agustus 2011

Only on My Own Perspective

Kenapa gue kasih judul kayak gitu? Karena yang bakal gue tulis berikut ini emang cuma dalam perspektif gue, pemikiran gue. Before you continue to read this post, do bother yourself to reconsider first, soalnya ini pemikiran gue yang ga pinter-pinter amat, ini cuma perspektif gue yang sok tau :D.

Jadi begini, tadi pagi pas berangkat ke rumah sakit, jam 6.55 pagi (yaeyalah gue telat berangkatnya). Trus di sebelah mobil gue ada bus lain yang di badannya terpampang iklan layanan masyarakat baru dari BkkbN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) "Menikah di Usia Muda Banyak Problemnya, Raih Prestasi, Tunda Pernikahan Dini..." Gue udah beberapa kali sih liat billboard gede dengan tulisan ini. Awalnya gue cuek aja, toh gue belom tau pasti akan nikah kapan (tunggu tanggal mainnya aja ya, wekekek). Tapi kalo dipikir-pikir, kalimat tersebut seperti mengandung sisi negatif deh (sekali lagi, ini hanya perspektif gue aja).

Bagi yang belum tau apa itu BkkbN, singkatnya aja, itu adalah sebuah badan non-kementrian atau non-departemen di Indonesia yang bertugas mengurus keluarga berencana dan keluarga sejahtera gitu deh (correct me if I'm wrong). Jadi yang dari dulu punya slogan "Dua Anak Cukup" dan diperbarui dengan "Dua Anak Lebih Baik, Laki-laki Perempuan Sama Saja" itu ya si BkkbN ini. Nah, untuk slogan yang baru ini, mungkin maksud dari 'menikah di usia muda' pada kalimat tersebut untuk menekan angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang kita semua tau udah penuh sesak, bikin mumet pula. Tapi (menurut gue), tahukah kalian, kalimat "Menikah di Usia Muda Banyak Problemnya" itu seakan-akan men-judge bahwa setiap pasangan yang menikah muda seperti terterror oleh banyak problem-problem di depan mata?

Menurut perspektif gue, bukan menikah muda yang jadi masalah, karena apa? Karena menikah tentu saja jauh lebih baik daripada pacaran aja, dan yang sering terjadi di masa kini, free sex. Menurut gue, daripada anak-anak di usia muda ditahan-tahan untuk menikah (kecuali kalo emang mereka belom mau nikah), dan di biarkan pacaran terlalu lama, mendingan dikasih menikah aja, setelah itu ikut program KB dulu mungkin, atau mengatur jarak yang pas setelah punya anak pertama untuk punya anak kedua. Gapapa kan? Sekali lagi, dalam perspektif gue, itu oke-oke aja. Bahkan menurut gue pasangan muda-mudi yang udah pacaran sekian lama nih ya, trus punya rencana kedepannya oke dan mau nikah, itu bagus banget. Tanda bahwa mereka ga cuma main-main tapi emang mengarah ke arah yang lebih 'baik'. Perlu didukung itu! Hohoho

Beberapa temen gue, senior gue, dan kerabat-kerabat gue ada yang udah  nikah dan punya anak, padahal masih kuliah, masih koass, atau baru aja lulus. Dan problemnya apa sih misalnya? Finansial? Ngurus anaknya gimana? Pendidikan si orang tua dan anaknya? Masa depan anaknya? Kondisi psikologis dan emosional sang PUS (Pasangan Usia Muda) yang tergolong labil? Dan lain sebagainya. Menurut gue, tentu saja, sebelum menikah segala sesuatunya harus terrencana dengan baik, dan seharusnya hal-hal mendasar seperti itu sudah terpikirkan sebelum memutuskan untuk menikah kan?

Dalam perspektif gue, ga ada yang salah dalam menikah muda, orang istri Rasulullah (Aisyah) aja menikah di usia 9 tahun kok. Kemudian soal "raih prestasi, tunda pernikahan dini" seakan-akan terkesan kalo nikah muda, prestasi kita terhambat. Kembali lagi ke perspektif gue, bahwa pernikahan itu kan harus didasari rencana yang udah bener-bener mateng. Kalo masih kuliah dan udah niat untuk melaksanakan setengah ibadah penuh kita untuk menikah, ya insya Allah ada jalannya. Buktinya temen gue, udah nikah dan punya bayi, masih koass, tapi bisa lulus S1 dengan tepat waktu kok, dan koass-nya berjalan lancar. Salah satu senior gue, nikah muda, punya bayi, bisa tetep koass dan lancar semua, bahkan dia Mapres Utama FKG UI di tahunnya. Eksis berat di berbagai organisasi dan kepanitiaan. Curriculum Vitae-nya penuh berjejer. Dan salah satu temen gue yang gahul abis dan gue ga kira-kira bakal nikah muda, bilang "beneran loh, pacaran setelah nikah lebih enak rasanya, blablabla..." Ok, gue no idea soal itu, gue belom pernah pacaran setelah nikah soalnya, hehehe... tapi mungkin itu salah satu motivasi baik buat menjadikan suatu hubungan 'pacaran' menjadi lebih sesuai sama agama gitu.

Nggak, menurut gue nikah muda sama sekali nggak menghalangi untuk tetap berprestasi. Semua itu tergantung pribadi masing-masing. Soal KB dan alat kontrasepsi lainnya, tentunya perlu pencerdasan bagi setiap pasangan yang mau menikah kan? Gue rasa kita ga perlu "melarang" orang menikah muda, tapi hanya perlu memberi lebih banyak pencerdasan mengenai KB itu sendiri. Di usia berapa baiknya memiliki anak pertama lalu kedua, dan sebagainya.

Sekali lagi, ini dalam perspektif gue doang. Bagi gue, orang yang nikah muda harus udah disiapkan segalanya, termasuk gimana kemungkinan-kemungkinan problem yang akan dihadapi dan penyelesaiannya. Tentu saja, peran penting orang tua masih dibutuhkan buat membimbing anak-anaknya yang mau nikah ini. Dan soal prestasi, nonsense banget bakal terhambat. Prestasi itu soal niat dan usaha (serta luck factor, hehe) sih menurut gue. Jadi, ga ada salahnya nikah muda, asal siap dari segala aspek (aspek-aspek apa kek yang berkaitan dengan itu, gue belom paham soalnya, belom kepikiran, wekekek)

By the way, gue ngomong soal ini bukan karena gue ngebet pengen nikah atau karena gue ngerasa gue cukup alim untuk milih nikah cepet-cepet daripada pacaran kelamaan atau karena gue udah pernah nikah (yakali udah pernah, hahaha). Bagi gue, ketika udah cukup dewasa (ga selalu diliat dari umur, kan?) dan siap dari segala aspek yang gue ga sebutin satu-satu diatas tadi, udah ada calonnya, silakan nikah. Dan bagi yang belum siap padahal usianya udah kelewat, ya itu urusan lain. Tapi menurut gue lagi nih ya, ya belajarlah untuk menyiapkan diri untuk itu. Insya Allah, Allah bakal ngasih kemudahan-kemudahan deh kalo niatnya emang bener-bener. Nikah ada pahalanya loh (ciee gue udah kayak yang paling bener nih ngomonginnya pahala). :p



PS: Mungkin ada beberapa pertimbangan medis soal nikah muda ini, gue belom sempet diskusi sih sama temen-temen 'anak tetangga' di kampus sebelah. Mungkin nanti kalo udah ga sibuk (kapan ga sibuknya wooy?!) bisa kita tanya-tanya. So if you're interested, keep remind me I should find out more about this :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar